Blogger Template by Adityarama Syam

Belajar dari Ikan Kecil dan Air

Di suatu hari ada seorang anak diajak bermain oleh Ayahnya sambil berbincang-bincang dipingir sebuah sungai yang airnya sangat jernih dan menyegarkan. Sang Ayah berkata “Lihatlah anakku betapa berharga dan pentingnya air dalam kehidupan ini, kita akan mati tanpa air”.

Disaat yang bersamaan, didalam air ada seekor ikan kecil yang mendengarkan percakapan tersebut, dan itu sangat membuat penasaran si ikan. Ikan yang kecil tersebut mendadak gelisah dan ingin tahu apa itu air, yang oleh manusia diangap sebagai sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan.

Ia kemudian berenang dari hilir ke kehulu, dari ujung ke tepian, untuk menanyakan apa itu air kepada semua ikan yang ditemuinya, “Hai !, tahukah kamu apa itu air ?, dimana kita dapat menemukannya ?. Aku mendengar percakapan manusia bahwa katanya kehidupan akan mati jika tanpa air”.

Sayangnya dari setiap ikan yang ia sambangi tidak ada yang bisa menjawab pertanyaannya. Ia semakin gelisah. Ia khawatir kehidupan akan segera berakhir karena diantara ikan-ikan yang ia temuipun tidak ada yang tahu apa itu air, sementara air itu sendiri penting untuk kehidupan.

Sampai di mata air, ia bertemu dengan ikan yang paling sepuh. Dengan penuh rasa hormat ia bertanya tentang hal yang serupa “Dimana air itu berada ?”. Kemudian, dengan penuh kasih sayang Ikan sepuh menjawab, “Tidak perlu gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu sehingga kamupun tidak menyadari kehadirannya. Air tersebut begitu melekat dengan dirimu meskipun selincah apapun kamu bergerak”.

Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah si ikan kecil dan air tersebut ?

Sebagai manusia, seringkali kita seperti ikan kecil tersebut. Begitu panik kita mencari kehidupan dan kebahagiaan kesana kemari. Padahal kehidupan sedang kita arungi dan kebahagiaan sedang melekat dengan diri kita.

Kita sering lupa bahwa senyuman orang lain untuk kita adalah sebuah kebahagiaan. Kita sering menganggap bahwa perhatian orang tua cenderung dianggap sebagai pengekangan kebahagiaan padahal disisi orang lain begitu banyak yang merindukan perhatian dari orang tuanya.

Seringkali kita tertipu oleh kebahagiaan-kebahagiaan semu yang justru semakin melupakan kita akan syukur nikmat atas banyak hal yang Allah berikan. Kita begitu tersiksa oleh persoalan rasa suka terhadap seseorang sampai dengan bodohnya kita menghakimi Allah dengan sebutan “tidak adil”.

Kita tidak lagi mampu menyadari begitu banyak saudara-saudara kita yang harus menahan rindu sepanjang hayat untuk dapat melihat indahnya ciptaan-ciptaan Allah, bahkan untuk melihat bentuk rupa wajahnya sendiri. Bagi kita yang merasakan betapa nikmatnya penglihatan, bukankah itu sebuah kebahagiaan ?, subhanallah… kebahagiaan itu begitu melekat dengan diri kita. Baik kebahagiaan maupun kesulitan, inti keduanya adalah ujian.

Kisah Orang Terbodoh Di Dunia Dengan Uang Rp. 500

Ketika seorang pengusaha sedang memotong rambutnya pada tukang cukur yang berdomisili tak jauh dari kantornya, mereka melihat ada seorang anak kecil berlari-lari dan melompat-lompat di depan mereka.

Percakapan:
Tukang cukur berkata, "Itu Bejo, dia anak paling bodoh di dunia"

"Apa iya?" jawab pengusaha

Lalu tukang cukur memanggil si Bejo, ia lalu merogoh kantongnya dan mengeluarkan lembaran uang Rp. 1.000 dan Rp. 500, lalu menyuruh Bejo memilih,
"Bejo, kamu boleh pilih dan ambil salah satu uang ini, terserah kamu mau pilih yang mana, ayo nih!"

Bejo melihat ke tangan Tukang cukur dimana ada uang Rp. 1000 dan Rp. 500, lalu dengan cepat tangannya bergerak mengambil uang Rp. 500.

Tukang cukur dengan perasaan benar dan menang lalu berbalik kepada sang pengusaha dan berkata,
"Benar kan yang saya katakan tadi, Bejo itu memang anak terbodoh yang pernah saya temui. Sudah tak terhitung berapa kali saya lakukan tes seperti itu tadi dan ia selalu mengambil uang logam yang nilainya paling kecil."

Setelah sang pengusaha selesai memotong rambutnya, di tengah perjalanan pulang dia bertemu dengan Bejo. Karena merasa penasaran dengan apa yang dia lihat sebelumnya, dia pun memanggil Bejo lalu bertanya, "Bejo, tadi saya melihat sewaktu tukang cukur menawarkan uang lembaran Rp. 1000 dan Rp. 500, saya lihat kok yang kamu ambil uang yang Rp. 500, kenapa tak ambil yang Rp. 1000,nilainya kan lebih besar 2 kali lipat dari yang Rp. 500?"

Bejo pun berkata, "Saya tidak akan dapat lagi Rp. 500 setiap hari, karena tukang cukur itu selalu penasaran kenapa saya tidak ambil yang seribu. Kalau saya ambil yang Rp. 1000, berarti permainannya akan selesai..."

PESAN MORAL:
Banyak orang yang merasa lebih pintar dibandingkan orang lain, sehingga mereka sering menganggap remeh orang lain. Ukuran kepintaran seseorang hanya TUHAN yang mengetahuinya. Alangkah bijaksananya kita jika tidak menganggap diri sendiri lebih pintar dari orang lain

Rintihan Ibu Tak Tergantikan

Ada seorang pemuda menemui Rasulullah dan berkata, 'Wahai Rasul, ayah saya kini telah tiada, sedangkan ibu saya sudah tua. Kalau makan, saya haluskan dulu makanannya kemudian saya letakkan makanan itu ke dalam mulutnya, tak ubahnya anak kecil. Saya letakkan beliau dalam ayunan kain seperti bayi dan setelah itu saya mengayunnya sampai tertidur.' Mendengar penuturan Rasulullah meneteskan air mata seraya mengatakan, 'Wahai anak muda, engkau telah mendapatkan keberhasilan yang sangat layak karena engkau memohon kepada Allah dengan hati yang bersih dan niat yang tulus dan Allah telah mengabulkan doamu.'

Anak muda itu bertanya, 'Wahai Nabi, apakah saya sudah dapat menggantikan jerih payah ibu saya?' Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam Bersabda, 'engkau takkan pernah bisa menggantikan semua jerih payahnya bahkan satu rintihan di antara rintihan-rintihannya pada saat melahirkan. Didunia ini tidak ada yang bisa bekerja keras yang melebihi dari yang dilakukan oleh seorang ibu.'

Teman yang berbahagia, Itulah sebabnya menghormati ibu adalah sebuah keharusan. Rintihan ibu ketika melahirkan diri kita, rintihan ibu di kala malam tiba dan bermunajat untuk anaknya akan selalu didengarkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kesuksesan seorang anak berarti munajat yang dipanjatkan ibu. Mari kita muliakan Ibu yang setiap rintihannya tak akan pernah kita sanggup untuk menggantikannya.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Download MP3 Terbaru

Pengikut

Daftar Blog Saya