Blogger Template by Adityarama Syam

Kecemasan Yang Melumpuhkan

Kecemasan seseorang akan sesuatu hal, secara tidak langsung mempengaruhi alam bawah sadarnya untuk menghindar dari masalah yang sedang di hadapi.

Dalam bukunya yang terkenal, See You at the Top, Zig Ziglar mengutip hasil penelitian dari para psikolog yang mengatakan , "40% manusia cemas dengan sesuatu yang belum terjadi, sementara 30% cemas dengan apa yang telah terjadi, lantas ada 10% manusia yang khawatir soal dirinya yang tidak punya dasar, seperti soal kesehatan, masa depan, dll."

Marilah kita lihat bagaimana perasaan cemas & khawatir mempengaruhi berbagai aspek dalam hidup kita.

Ada seorang analis pasar modal yang dituntut untuk mempresentasikan sesuatu pada seorang eksekutif ternama. Ia begitu mencemaskan bagaimana jalan presentasinya. Dalam kecemasannya, ia sibuk mencari data dan waktunya habis untuk itu, sampai tak sempat mengolah datanya. Sebagai akibat dari kecemasannya, hingga akhir waktu presentasi, analis tersebut bahkan tak punya waktu untuk mengolah data yang begitu banyak, yang telah berhasil ia kumpulkan. Presentasinya pun tidak berlangsung dengan mulus. Masalahnya, selama berminggu-minggu yang ia lakukan adalah memberi makan kecemasannya, dengan cara mencari data dan data lagi. Padahal, mungkin jauh lebih baik jika ia sungguh-sungguh membuat persiapan presentasi dengan berlatih, bukannya menghindar dengan alasan mencari informasi.

Kisah di atas mengingatkan kita pada kebiasaan burung unta. Konon kabarnya burung unta liar yang hidup di padang gersang, tatkala menghadapi musuh yang menyerangnya, melakukan hal yang aneh. Ketika unta-unta ini merasakan kecemasan yang luar biasa, yang mereka lakukan justru membenamkan kepalanya ke dalam pasir. Dengan tidak melihat musuhnya, mereka berpikir bahwa musuhnya telah pergi.Justru, dengan cara demikianlah, mereka menjadi santapan empuk pemagsanya.

Kisah burung unta mengingatkan kita pada upaya-upaya untuk melarikan diri dari realita perasaan cemas dengan cara-cara yang justru tidak menyelesaikan masalah. Seorang anak, karena amat takut dan cemas terhadap ujian di sekolah secara tak sadar bisa mengembangkan mekanisme untuk melarikan diri. Bentuknya bisa sakit perut atau kecapekan. Di satu sisi, ia cemas akan hasil ujiannya, di sisi lain ia tidak melakukan apa-apa kecuali meningkatkan rasa cemasnya dengan tidak berbuat apapun.

Ilustrasi di atas adalah gambaran mengenai orang-orang yang seringkali bisa dibuat lumpuh oleh kecemasan mereka. Emosi adalah sinyal. Kecemasan sebenarnya memberikan sinyal kepada kita untuk waspada, namun kewaspadaan yang berlebihan tanpa tindakan bisa berakibat lebih buruk.

Berikut adalah tips bangi anda untuk menghadapi kecemasan akan suatu tugas dimasa depan anda:

  1. Pikirkanlah apa akibatnya jika anda hanya menunggu dan ber-"harap-harap cemas" tanpa melakukan apa pun. Apakah hal buruk yang bisa terjadi jika anda tidak melakukan apapun ?
  2. Buatlah rencana baru dan tindakan antisipasi. Siapkan suatu rencana dengan langkah-langkah kecil. Jika anda berpikir bahwa penyelesaian tugas itu akan menjadi sesuatu yang sulit, mulailah dari hal yang kecil, sedikit demi sedikit. Pikirkanlah, sedikit itu lebih baik daripada tidak sama sekali.
Semoga tips ini akan memotivasi anda untuk mencapai hal yang lebih besar.



(materi : Smart Emotion - Anthony Dio Martin)

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Download MP3 Terbaru

Pengikut

Daftar Blog Saya