Blogger Template by Adityarama Syam

KECERDASAN EMOSIONAL

Kecerdasan Emosional mengandung 2 kata yang luar biasa, yakni : "Cerdas" dan "Emosi". kedua kata inilah yang mendorong riset puluhan tahun di bidang neuroscience (ilmu tentang syaraf) yang akhirnya menyimpulkan : pada intinya, kemampuan berpikir anda mempengaruhi kualitas pikir anda. Anda cerdas secara emosional bila nalar anda sanggup mengarahkan ekspresi emosi anda.

Sebagai contoh :
Ini terjadi di suatu SMP. Kali ini guru dan kepala sekolah dihadapkan pada permasalahan siswi-siswi yang ingin tampil secara modern. Banyak diantara siswi mereka mulai memakai lipstik. Masalahpun muncul. Soalnya, selain berlipstik, sewaktu bercermin mereka meninggalkan cap-cap lipstik di cermin ruang ganti sekolah. Cermin penuh lipstik, kotor, sulit dibersihkan. Larangan dibuat, tapi ternyata tidak ada yang jera. Bahkan berbagai kata sindiran dan larangan dibuat, misalnya :"Hanya binatang yang menempelkan bibirnya ke sembarang tempat" atau " Yang nempelin lipstik sembarang, otak kerbau !". Tapi, kata-kata itu tak ada efeknya.

Suatu hari, kepala sekolah kehabisan kesabarannya. Ia mengumpulkan semua anak putri di ruang ganti pakaian. Lantas, dengan tenag ia bercerita kepada semua anak putri tersebut. "Anak-anak, kalian pasti tahu kenapa kalian dikumpulkan disini. Saya ingin menceritakan sesuatu untuk kebaikan kalian. Seperti kalian ketahui, banyak yang menempelkan bibirnya ke cermin ini. Tapi, demi kesehatan kalian, saya ingin menunjukan bagaimana cermin ini dibersihkan". Lantas ia memanggil petugas kebersihan sekolah. Petugas itu diminta untuk mendemonstrasikan bagaimana selama ini cermin-cermin yang kotor tersebut dibersihkan. Ternyata, petugas kebersihan mengambil kain pel yang ada gagangnya, lantas mulai mencelupkan kain pelnya ke dalam air di salah satu toilet. Lantas kain lap yang sudah basah dengan air toilet itu mulai disapukan ke cermin untuk membersihkan semua cap lisptik yang ada. Bisa dibayangkan, semua siswi tersebut kaget, dan merasa jijik. Pertemuan lalu dibubarkan. Dan sejak saat itu tidak pernah ada lagi cap lipstik di cermin sekolah.

Kadang kita diperbudak oleh emosi-emosi yang menghasilkan tindakan destruktif karena selama ini kita telah membiarkan diri di kendalikan oleh emosi kita. Bila kita memakai nalar kita untuk mengarahkan emosi kita, kitalah yang akan mengendalikan emosi kita, dan bukan sebaliknya. Kita menjadi cerdik secara emosional, sehingga emosi itu menjadi sumberdaya yang bermanfaat.

Disadur dari buku : Smart Emotion by Anthony Dio Martin

0 Comments:

Post a Comment



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Download MP3 Terbaru

Pengikut

Daftar Blog Saya